SELAMAT DATANG

DI PORTAL PULP DAN KERTAS INDONESIA

Kamis, 05 September 2013

Industri Pulp Raup Untung


Seiring menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat, industri pulp dan kertas berpotensi meraup untung dari selisih kurs transaksi ekspor.
Presiden Direktur PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin menuturkan harga ekspor produk pulp dan kertas cenderung stabil. Namun, penguatan dolar AS membuat harga jual lebih tinggi apabila dikonversi dalam rupiah.
Harga tidak berubah, ini selisih kurs saja. Kita jual ekspor kan dalam dolar, otomatis nilainya dalam rupiah lebih tinggi, " ujar Kusnan, selasa(27/8).
Apabila dikalkulasi, depresiasi kurs dari Rp 9.500/US$ menjadi Rp 11.000/US$ berpotensi meningkatkan nilai ekspor sekitar 15%.
Disisi ongkos produksi, lanjutnya, penguatan dolar AS berpotensi mengerek harga sejumlah komponen impor, misalnya pulp serat panjang dan sejumlah bahan kimia. "Dolar mahal juga meningaktkan ongkos produksi karena bebrapa komponen kita impor," kata Kusnan.
Produksi pulp dan kertas RAPP diproyeksi mencapai 3 juta ton/tahun yang terdiri dari 2,2 juta ton bubur kertas dan 800.000 ton kertas. Adapun orientasi ekspornya mencapai sekitar 70% dati total produksi dengan pangsa pasar antara lain : China, India, Asean, dan Timur Tengah.
Sementara itu, Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementrian Kehutanan Dwi Sudharto menuturkan penguatan dolar AS berdampak positif terhadap ekspor produk kehutanan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK), ekspor kayu panel per Agustus mencapai US$ 1,93 miliar, adapun ekspor pulp dan kertas tercatat sekitar US$ 1 miliar.
(Ana Novianti)
Sumber : Busines Indonesia

Refining (penggilingan)


Pada proses pembuatan kertas terdapat bagian yang disebut stock preparatiaon, dimana salah satu prosesnya terdapat proses penggilingan serat dari stock yang dihasilkan (refining). Proses ini  bertujuan untuk mendapatkan sifat - sifat serat yang lebih baik dan untuk tujuan tertentu, dimana serat harus mendapatkan perlakuan mekanis yaitu penggilingan yang membawa tiga dampak utama yaitu : pemotongan serat, fiblilasi eksternal dan internal.
Fibrilasi eksternal terjadi karena lepasnya dinding primer serat dengan atau tanpa dinding sekunder dan akan menghasilkan serat halus, sedangkan fibrilasi internal terjadi karena terbentuknya fiblil - fibril pada bagian dalam serat. Ketahanan sobek meningkat pada awal penggilingan dan selanjutnya menurun karena sangat dipengaruhi oleh panjang serat. Untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi penggilinan harus memaksimalkan fibrilasi, baik fibrilasi internal maupun eksternal dan meminimalkan terjadinya pemotongan serat

Senin, 02 September 2013

Retention Aid


Retention aid atau bahan peretensi didefinisikan sebagai jumlah bahan yang tertinggal pada lembaran dibandingakan dengan jumlah bahan yang ditambahkan pada saat penyiapan dan pencampuran pada bagian penyediaan stok.
Pengukuran retensi dilakukan terhadap serat, fines, bahan pengisi dan aditif lainnya yang ditambahkan. Retensi fines dan bahan pengisi (filler) merupakan hal yang sangat penting karena keduanya adalah yang paling rendah. Jika keduanya dapat diatasi dengan baik, maka selain dapat memberikan formasi yang lebih baik juga akan memberikan beberapa keuntungan yaitu :
  • mengurangi beban air pasi (white water)
  • mengurangi beban pengolahan air limbah 
  • mengurangi penggunaan air bersih ( fresh water)
  • meningkatkan sifat optik
  • meningkatkan produksi
Umumnya retensi serat lebih besar dari 95 % karena tertahan pada wire dan terbantuk lembaran. Sedangkan retensi fines dan bahan pengisi (filler) sangat rendah. Retensi fines dan filler sangat tergantung pada penempelan terhadap serat - serat sebelum terbantuknya lembaran.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes