SELAMAT DATANG

DI PORTAL PULP DAN KERTAS INDONESIA

Kamis, 05 September 2013

Industri Pulp Raup Untung


Seiring menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat, industri pulp dan kertas berpotensi meraup untung dari selisih kurs transaksi ekspor.
Presiden Direktur PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin menuturkan harga ekspor produk pulp dan kertas cenderung stabil. Namun, penguatan dolar AS membuat harga jual lebih tinggi apabila dikonversi dalam rupiah.
Harga tidak berubah, ini selisih kurs saja. Kita jual ekspor kan dalam dolar, otomatis nilainya dalam rupiah lebih tinggi, " ujar Kusnan, selasa(27/8).
Apabila dikalkulasi, depresiasi kurs dari Rp 9.500/US$ menjadi Rp 11.000/US$ berpotensi meningkatkan nilai ekspor sekitar 15%.
Disisi ongkos produksi, lanjutnya, penguatan dolar AS berpotensi mengerek harga sejumlah komponen impor, misalnya pulp serat panjang dan sejumlah bahan kimia. "Dolar mahal juga meningaktkan ongkos produksi karena bebrapa komponen kita impor," kata Kusnan.
Produksi pulp dan kertas RAPP diproyeksi mencapai 3 juta ton/tahun yang terdiri dari 2,2 juta ton bubur kertas dan 800.000 ton kertas. Adapun orientasi ekspornya mencapai sekitar 70% dati total produksi dengan pangsa pasar antara lain : China, India, Asean, dan Timur Tengah.
Sementara itu, Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementrian Kehutanan Dwi Sudharto menuturkan penguatan dolar AS berdampak positif terhadap ekspor produk kehutanan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK), ekspor kayu panel per Agustus mencapai US$ 1,93 miliar, adapun ekspor pulp dan kertas tercatat sekitar US$ 1 miliar.
(Ana Novianti)
Sumber : Busines Indonesia

Refining (penggilingan)


Pada proses pembuatan kertas terdapat bagian yang disebut stock preparatiaon, dimana salah satu prosesnya terdapat proses penggilingan serat dari stock yang dihasilkan (refining). Proses ini  bertujuan untuk mendapatkan sifat - sifat serat yang lebih baik dan untuk tujuan tertentu, dimana serat harus mendapatkan perlakuan mekanis yaitu penggilingan yang membawa tiga dampak utama yaitu : pemotongan serat, fiblilasi eksternal dan internal.
Fibrilasi eksternal terjadi karena lepasnya dinding primer serat dengan atau tanpa dinding sekunder dan akan menghasilkan serat halus, sedangkan fibrilasi internal terjadi karena terbentuknya fiblil - fibril pada bagian dalam serat. Ketahanan sobek meningkat pada awal penggilingan dan selanjutnya menurun karena sangat dipengaruhi oleh panjang serat. Untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi penggilinan harus memaksimalkan fibrilasi, baik fibrilasi internal maupun eksternal dan meminimalkan terjadinya pemotongan serat

Senin, 02 September 2013

Retention Aid


Retention aid atau bahan peretensi didefinisikan sebagai jumlah bahan yang tertinggal pada lembaran dibandingakan dengan jumlah bahan yang ditambahkan pada saat penyiapan dan pencampuran pada bagian penyediaan stok.
Pengukuran retensi dilakukan terhadap serat, fines, bahan pengisi dan aditif lainnya yang ditambahkan. Retensi fines dan bahan pengisi (filler) merupakan hal yang sangat penting karena keduanya adalah yang paling rendah. Jika keduanya dapat diatasi dengan baik, maka selain dapat memberikan formasi yang lebih baik juga akan memberikan beberapa keuntungan yaitu :
  • mengurangi beban air pasi (white water)
  • mengurangi beban pengolahan air limbah 
  • mengurangi penggunaan air bersih ( fresh water)
  • meningkatkan sifat optik
  • meningkatkan produksi
Umumnya retensi serat lebih besar dari 95 % karena tertahan pada wire dan terbantuk lembaran. Sedangkan retensi fines dan bahan pengisi (filler) sangat rendah. Retensi fines dan filler sangat tergantung pada penempelan terhadap serat - serat sebelum terbantuknya lembaran.

Minggu, 25 Agustus 2013

Bahan Baku Kertas


Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kertas adalah serat yang diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari kayu (wood) maupun bukan kayu (nonwood) dan terdiri dari rantai - rantai selulosa yang diikat oleh lignin dan hemiselulosa. Serat yang didapat dari jenis kayu dibedaklan menjadi 2 yaitu serat panjang (kayu jarum) dan serat pendek ( kayu daun).
Disamping itu juga penggunaan bahan baku dari serat sekunder pada saat ini sedah banyak digunakan, karena selain untuk efisiensi penggunaan serat alam juga untuk memanfaatkan  bahan baku yang sudah ada selain masih bisa dipakai. Serat sekunder berasal dari hasil proses daur ulana kertas bekas (waste paper).

Senin, 12 Agustus 2013

PELATIHAN TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS 2013


Pelatihan teknologi pulp dan kertas dilakukan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) indusri pulp dan kertas, industri pendukung, maupun institusi terkait.

Untuk lebih jelas anda bisa langsung mengunjungi website berikut :
atau
Klik link di bawah ini 

Selasa, 16 Juli 2013

ASIAN PULP & PAPER EXHIBITION AND ASEAN CONFERENCE 2013 JIEXPO 6 - 9 November 2013


Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia ( APKI ) bekerjasama dengan Krista Media Event Organinizer akan menggelar event internasional bagi industri pulp dan kertas dalam ASIAN PULP & PAPER EXHIBITION AND ASEAN CONFERENCE 2013 yang bertempat di JIEXPO Kemayoran - Jakarta pada tanggal 6 - 9 November 2013

Kontak :

Krista Media
+62-21-6345861
welly@kristamedia.com

http://www.kristamedia.com

Klik DISINI  untuk mendapatkan brosur informasinya

--------******-------

Alamat JIEXPO :
PT Jakarta International Expo
1st floor Pusat Niaga Building
Arena PRJ Kemayoran Jakarta 10620
Phone : +62 (21) 2664 5000 / 2664 5131,
Fax : +62 (21) 2664 5555
Email : marketingvenue@jiexpo.com


Sabtu, 13 Juli 2013

RAPP Masuk Peringkat Ke-2 Pengelola Kertas Jenis Bleached

Ilustrasi foto : reuters

PEKANBARU - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menyatakan bahwa perusahaan pengolahan hutan tanaman industri (HTI) itu berada di peringkat kedua dunia. RAPP masuk sebagai produsen pulp jenis Bleached hardwood Kraft.

"Sedangkan untuk kertas, kita peringkat empat untuk produsen di Asia jenis Uncoated Woodfree (UWF) melalui merek PaperOne," kata Direktur Utama PT RAPP Kusnan Rahmin, Minggu (3/2/2013).

Tujuan pasar ekpor perusahaan di bawah naungan Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) adalah negara-negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah dan tentunya pasar Asia. "Ada 20 negara tujuan ekspor pulp dan Paper kita," tambah dia.

Data terakhir, secara global saat ini Indonesia berada di urutan sembilan dunia produsen pulp di bawah China. Sementara peringkat teratas masih diduduki Amerika Serikat (AS). Sedangkan kertas, Indonesia juga berada di peringkat sembilan di atas Brazil.

Menurut Kusnan, sampai 2015 demand dan supply pulp and paper diperkirakan akan terus meningkat. Dan industri pulp dan kertas merupakan sektor yang pertumbuhannya cukup cepat terutama di pasar Asia. "Meski market semakin kompetitif, kita perkirakan permintaan untuk pulp meningkat 17 persen dan kertas 10,5 persen," imbuhnya.

Saat ini market  pulp dan paper sudah beralih dari dunia Barat ke pasar Asia. Dan China merupakan negara yang paling tinggi untuk demand pulp and paper. Kusnan berharap peluang ini harus diambil Indonesia untuk menjadi produsen terbesar.

Menurut dia Indonesia mempunyai beberapa keunggulan untuk mengekspor kertas dan bubur kertas (pulp) ke China dibanding Eropa dan Amerika salah satunya adalah jarak waktu yang ditempuh.

"Kalau kita hanya membutuhkan waktu tujuh sampai 10 hari untuk sampai ke China melalui jalur laut. Kalau Amerika bisa memakan waktu 50 hari. Sementara Eropa 40-60 hari," katanya.

Selain itu keunggulan Indonesia dibanding dengan negara di Eropa dan Amerika adalah kayu akasia sebagai bahan baku utama pulp dan paper lebih cepat dipanen.

"Kalau kayu akasia di tempat kita lima sampai enam tahun sudah bisa kita panen. Kalau di negara sub tropis bisa memakan waktu 20-25 tahun. Dengan perbandingan ini tentu kita bersaing dengan harga," kata dia.

Walau Indonesia mempunyai keunggulan, tetapi masih banyak kendala yang dihadapi kendala yakni kepastian hukum dan kampanye negatif. Menurutnya, kepastian hukum dan regulasi yang lebih konperhenshif diperlukan agar iklim usaha dan investasi berjalan lebih baik.

"Selain itu, dunia usaha seperti HTI juga dukungan pemerintah dalam menghadapi kampanye negatif dari negara tujuan ekspor terkait isu lingkungan hasil produksi hutan Indonesia," harapnya.
(mrt)
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/02/03/320/755928/redirect 

Menjadi Industri Pulp dan Kertas Global

sumber foto : http://img.okeinfo.net/content/2013/05/28/279/813679/LyYUHXZKCj.jpg

Tanaman accra (sejenis akasia) tumbuh subur di daerah Kalimantan Barat, sekira sejam perjalanan dari Pontianak.

Lantaran tumbuh baik, dalam lima tahun saja tanaman itu sudah bisa mulai dipanen untuk menjadi bahan baku industri bubur kertas (pulp). Di Kalimantan Barat, tanaman yang dibudidayakan dalam Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut pada akhirnya menjadi industri yang berkembang untuk menopang kebutuhan pabrik bubur kertas yang saat ini terkonsentrasi di Pulau Sumatera.

Perusahaan HTI lain yang berkembang di Kabupaten Sanggau dan Sintang, Kalimantan Barat adalah Finantara yang semula merupakan lahan pengembangan perusahaan patungan dari Finlandia. Tanaman dari Finantara tersebut, yang umumnya berupa eucalyptus, kemudian juga menjadi sumber yang penting bagi pengembangan industri bubur kertas tersebut. Berbagai tanaman dari HTI tersebut, baik dari Sumatera, Kalimantan, maupun pulau-pulau lain, pada akhirnya menjadi bagian dari urat nadi industri bubur kertas di Tanah Air.

Dengan umur panen yang pendek (dibandingkan dengan daerah Skandinavia yang memerlukan waktu untuk panen sampai 40 tahun), HTI tersebut mampu menyediakan bahan baku industri secara berkelanjutan. Industri bubur kertas, yang merupakan industri sangat padat modal, berkembang di beberapa tempat di Indonesia. Basis utama yang sangat kuat yakni di Provinsi Riau. Di sana terdapat pabrik bubur kertas Indah Kiat yang merupakan bagian dari grup besar Sinar Mas serta Riau Andalan yang menjadi bagian dari grup Raja Garuda Mas.

Sementara itu, Tanjung Enim Lestari merupakan pabrik bubur kertas yang dewasa ini dimiliki oleh Marubeni yang beroperasi di Sumatera Selatan. Daerah lain yang memiliki pabrik bubur kertas adalah Kalimantan Timur. Indah Kiat yang tergabung dalam Asia Pulp and Paper merupakan industri pulp dan kertas yang terbesar di Indonesia. Dari pabrik di Perawangan Riau tersebut, bubur kertas kemudian dijadikan kertas melalui berbagai pabrik, baik di Riau maupun pabrik Indah Kiat, Tjiwi Kimia, Pindo Deli, dan Lontar Papyrus yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Sebagian besar bubur kertas tersebut juga diekspor ke berbagai negara, terutama ke China, di mana perusahaan tersebut juga pemain yang sangat besar di negara tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada Riau Andalan yang merupakan bagian dari APRIL (Asia Pacific Resources International Limited). Pabrik pulpnya yang berkapasitas dua juta ton dan pabrik kertasnya yang berkapasitas 800 ribu ton merupakan pemain yang sangat penting di Indonesia maupun pasar global.

Dengan permintaan pulp yang tinggi di pasar global, terutama untuk kebutuhan industri kertas tulis, kertas tisu, kertas karton untuk kemasan, dan sebagainya, salah satu raksasa dari industri pulp Indonesia akan menambah pabrik baru di daerah Sumatera Selatan. Pabrik tersebut akan menggunakan kapasitas dua juta ton sehingga kapasitas industri pulp di Indonesia akan meningkat sangat besar. Perkembangan HTI di berbagai tempat tampaknya seiring dengan peningkatan kapasitas industri bubur kertas.

Di Indonesia masih banyak lagi industri kertas yang terus berkembang sejalan dengan permintaan yang sangat besar dari industri makanan-minuman, tekstil, elektronika, maupun industri farmasi. Berbagai industri tersebut sangat membutuhkan kertas karton untuk kemasan produk mereka yang dihasilkan oleh industri Corrugated Box. Dari berbagai informasi yang berhasil dikumpulkan, industri ini berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan berbagai industri penggunanya tadi.

Selain dihasilkan para raksasa tersebut, beberapa industri kertas karton di Indonesia juga beroperasi menggunakan kertas dan karton bekas yang dikumpulkan dari Indonesia maupun diimpor dari negara lain. Ini berarti bisnis recycling kertas tersebut berkembang secara luar biasa di Indonesia. Dari salah satu pabrik yang saya kunjungi di daerah Cengkareng, perusahaan tersebut memanfaatkan limbah karton bekas pakai yang memenuhi halaman pabrik.

Karton bekas itu kemudian diolah menjadi bubur kembali. Dalam proses tersebut tentu ditambahkan bahan-bahan lain misalnya bahan kertas dengan serat panjang sehingga kertas karton yang dihasilkan dari kertas bekas tersebut tetap akan memiliki kualitas tinggi. Kebetulan pabrik tersebut memiliki unit yang menghasilkan kertas Kraft dan ada juga yang menghasilkan kertas Duplex. Gulungan kertas karton yang dihasilkan perusahaan tersebut sebagian digunakan sendiri untuk menghasilkan kotak-kotak kemasan karton yang dewasa ini permintaannya sangat tinggi.

Sebagian besar lainnya juga dipakai untuk memasok pabrik-pabrik karton kemasan yang banyak beroperasi di sekitar Kota Jakarta maupun daerah lainnya. Jika kita melihat pertumbuhan industri elektronika sebesar lebih dari 20 persen, industri produk konsumer seperti Unilever, Indofood, dan Wings juga tumbuh tinggi, serta-merta permintaan kemasan karton bagi produk mereka juga meningkat tinggi. Ini mengakibatkan berbagai perusahaan corrugated box tersebut harus memperluas usahanya secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan melihat gambaran semacam itu, merupakan suatu hal yang aneh bahwa industri kertas, pulp, dan barang cetakan di Indonesia dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan pada 2012 maupun pada kuartal I-2013. Beberapa raksasa kertas tersebut masih terus berekspansi, termasuk rencana penambahan pabrik pulp baru, karena melihat kebutuhan kertas dan pulp global yang terus meningkat. Demikian juga dengan berbagai perusahaan kertas lebih kecil yang banyak beroperasi di Jawa dengan memanfaatkan limbah kertas yang ada juga berekspansi terus-menerus.

Dalam suatu gathering dengan beberapa pabrik karton kemasan saat Hari Raya Imlek yang lalu, saya mencoba menegaskan sekali lagi kepada mereka mengenai perkembangan industri tersebut. Secara serempak mereka mengatakan pertumbuhan mereka sangat tinggi karena permintaan yang terus mengalir bagi produk mereka. Rasanya Kementerian Perindustrian dan BPS perlu meninjau kembali keseluruhan industri untuk memberikan gambaran yang lebih riil apa yang saat ini terjadi.

Saya meyakini, industri bubur kertas dan industri kertas di Indonesia dewasa bukan hanya kuat di pasar domestik, melainkan juga sudah menjadi industri yang sangat disegani di pasar global. Salah satu pemainnya bahkan sudah menjadi pemain utama dalam industri kertas global tersebut.

CYRILLUS HARINOWO HADIWERDOYO
Pengamat Ekonomi (Koran SI/Koran SI/ade)
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/05/28/279/813679/redirect
 

Kamis, 16 Mei 2013

Ukuran Kertas

Ada berbagai standar ukuran kertas internasional, terutama standar ISO (antara lain A4, B3, C4, dsb.) dan standar lokal di Amerika Utara (misalnya ukuran letterlegalledger, dsb.). Ukuran-ukuran ini mempengaruhi kertas surat, kertas kerja, kartu dan dokumen cetakan. Standar-standar ini juga mencakup ukuran-ukuran amplop. Ukuran kertas secara Internasional terdapat seri A, B, dan C. Ukuran R dan F muncul sesuai permintaan pasar. Berikut ukuran-ukuran dari setiap seri dalam milimeter.


Seri A


Ukuran kertas ISO
FormatSeri A
Ukuranmm × mmin × in
A0841 x 118933.11 × 46.81
A1594 x 84123.39 × 33.11
A2420 x 59416.54 × 23.39
A3297 x 42011.69 × 16.54
A4210 x 2978.27 × 11.69
A4s215 x 2978.46 × 11.69
A5148 x 2105.83 × 8.27
A6105 x 1484.13 × 5.83
A774 x 1052.91 × 4.13
A852 x 742.05 × 2.91
A937 x 521.46 × 2.05
A1026 x 371.02 × 1.46
Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4.

Seri B

Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding
Ukuran kertas ISO
Format Seri B
Ukuran mm × mm in × in
B0 1000 X 1414 39.37 × 55.67
B1 707 X 1000 27.83 × 39.37
B2 500 X 707 19.69 × 27.83
B3 353 X 500 13.90 × 19.69
B4 250 X 353 9.84 × 13.90
B5 176 X 250 6.93 × 9.84
B6 125 X 176 4.92 × 6.93
B7 88 X 125 3.46 × 4.92
B8 62 X 88 2.44 × 3.46
B9 44 X 62 1.73 × 2.44
B10 31 X 44 1.22 × 1.73  

Seri C

Seri C biasa digunakan untuk map, kartu pos dan amplop
Ukuran kertas ISO
Format Seri C
Ukuran mm × mm in × in
C0 917 X 1297 36.10 × 51.06
C1 648 X 917 25.51 × 36.10
C2 458 X 648 18.03 × 25.51
C3 324 X 458 12.76 × 18.03
C4 229 X 324 9.02 × 12.76
C5 162 X 229 6.38 × 9.02
C6 114 X 162 4.49 × 6.38
C7 81 X 114 3.19 × 4.49
C8 57 X 81 2.24 × 3.19
C9 40 × 57 1.57 × 2.24
C10 28 × 40 1.10 × 1.57



Sejarah Pembuatan Kertas


Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggrispapier dalam bahasa Belandabahasa Jermanbahasa Perancis misalnya atau papeldalam bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salibdan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.

Pada tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Wattdan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghmanmendapatkan British Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahlpada tahun 1884 di Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak.

Definisi kertas


Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batukayubambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes